Orgasme Religius
Oleh : Nanang Zainal Arifin
Baru baru ini kita dikejutkan oleh seseorang remaja berusia 17 tahun baru lulus dari SMA terlibat dalam bom JW Mariot di Jakarta. Yang mengejutkan remaja bernama Dani tersebut dilingkungan tetangganya terkenal kebaikannya dan tidak pernah membuat resah. Yang menjadi pertanyaan bagi kita mengapa diujung kehidupanya dia menimbulkan keresahan seluruh masyarakat Indonesia .
Menurut Dr Syamsul Yusuf MPd usia 17 tahun adalah termasuk usia sekolah menengah dimana pada masa tersebut terbagi menjadi tiga masa :
a. Masa Pra Remaja
Memiliki karakter pemalas dan pesimistis.
b. Masa Remaja
Memiliki karakter mencari sesuatu yang dipandang bernilai, dan berusaha mencari teman yang bisa memahami dirinya. Pada masa itu kalau laki – laki suka meniru tokoh yang disukai kalau perempuan suka memuja tokoh yang ia kagumi.
c. Masa Remaja Akhir
Pada masa ini orang sudah menemukan pendirian hidup. Dan pendirian hidup ini akan dimantapkan ketika sudah memasuki usia kuliah.
Pada masa – masa usia sekolah menengah tersebut seorang Dani berusaha mencari sesuatu yang dipandang bernilai dan baik dan benar. Kebetulan orang yang berhasil menanamkan keyakinan tentang kebenaran adalah orang – orang seperti Nordin M Top yang berpandangan dalam menegakkan Khilafah Islamiyah dengan menghalalkan jalan kekerasan. Dalam pandangan salah satu aktifis Islam ada tiga kategori orang yang menegakkan Khilafah Islamyah. Yang Pertama Memperjuangkan Khilafah Islamiyah dengan jalan kekerasan seperti Jamaah Islamiyah. Yang Kedua Memperjuangkan Islamiyah tampa jalan kekerasan tapi melalui perang pemikiran seperti HTI, Yang Ketiga mengharapkan khilafah tapi tidak pernah memperjuangkan baik dengan pemikiran atau perang, mereka menganggap Khilafah akan berdiri tampa diperjuangkan.
Dalam ilmu psikologi setiap manusia punya dua potensi Yang Pertama Hati Nurani yang mendorong manusia untuk berbuat baik dan benar. Yang Kedua Naluri yang menyebabkan manusia memiliki kebutuhan hidup seperti kebutuhan Sex, kebutuhan makan dan minum, kebutuhan untuk mendapatkan pujian dari orang lain, dan masih banyak kebutuhan hidup manusia yang jika tidak terpenuhi menyebabkan manusia hidupnya akan tersiksa.
Dengan hati nuraninya manusia akan berusaha mencari sesuatu idiologi yang diyakini kebenarannya. Idiologi itu bisa bersumber dari ajaran agama, bisa juga bersumber dari hasil pemikiran manusia seperti ajaran komunis karya Karl Max, ajaran Marhaenisme karya Soekarno. Dalam ajaran agama orang menganggap kebenarannya bersifat mutlak tapi kalau hasil pemikiran manusia kebenarannya bersifat relatif. Yang menjadi persoalan orang suka memaksakan idiologinya untuk diakui dan diyakini kebenarannya pada orang lain. Kalau pemaksaan itu dengan tukar pemikiran dan perdebatan seperti HTI bagi penulis itu adalah wajar tapi kalau pemaksaan suatu idiologi dengan perang dan kekerasan bagi penulis itu adalah sesuatu yang tidak wajar. Kekerasan yang bersifat Defensif untuk mempertahankan diri itu suatu kewajiban bagi manusia. Tapi kalau kekerasan yang bersifat Ofensif untuk memaksakan kehendak itu adalah perampokan.
Untuk ajaran Agama ada yang memasukkan sebagai bagian dari budaya sehingga merupakan hasil karya, cipta dan rasa manusia. Menurut Dr Dimyati Huda MAg “ Agama ketika berupa kitab suci merupakan benar – benar ciptaan Tuhan tapi ketika sudah menjadi tafsir merupakan hasil pemikiran manusia. Sehingga dari tafsir muncul istilah Islam Liberal, moderat dan Fundamentalis. Karena itu kebebasan manusia adalah menafsirkan kitab suci sesuai dengan keyakinannya”.
Kita lihat realitas disekitar kita ada manusia yang mengekpresikan potensi naluri ( Kebutuhan hidup ) tampa memperhitungkan bahwa dia memiliki Hati Nurani ( Keinginan berbuat baik dan benar ). Contoh orang untuk memenuhi kebutuhan seksnya dengan melacur, memenuhi kebutuhan makan minum dengan mencuri dan merampok. Penulis yakin bahwa orang yang mencuri , merampok, berzina menyadari bahwa perbuatannya salah. Dalam dialog dengan salah satu mantan pecandu narkoba yang sudah menikah dan punya anak dia dengan jujur mengatakan tidak ingin anaknya mengikuti jejaknya untuk menjadi pecandu narkoba dan alkohol.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia orang yang berada dipuncak kenikmatan seksual disebut mengalami Orgasme. Tapi istilah orgasme juga dipakai dalam istilah politik dan kekuasaan yaitu orang yang menikmati enaknya duduk dikursi kekuasaan. Dalam pengertian seks dan kekuasaan orang yang mengalami orgasme memiliki kesamaan yaitu sama – sama lupa diri. Yaitu sama - sama lupa diri bahwa kedua pelaku telah melanggar norma agama dan norma social. Hati Nurani kedua pelaku sudah tumpul. Orang yang sedang menikmati duduk dikursi kekuasaan akan berlaku sombong, lupa diri, sok kuasa, munafik, tak mau kalah dan dikritik. Begitupun juga orang yang mengalami kenikmatan puncak seksual dan diperoleh dengan jalan haram mereka tidak peduli yang dilakukan itu salah atau benar. Tidak peduli dirumah anak dan istri menunggu. Tidak peduli harta ludes karena wanita idaman lain atau pria idaman lain.
Istilah orgasme juga ada yang diindentikkan dengan orang yang sangat merasakan kenikmatan dalam beribadah kepada Allah. Ketika penulis kuliah di Universitas Jember penulis melihat semangat beribadah mahasiswa yang tergabung dalam kelompok Salafy, Jamaah Tabligh, KAMII. Mereka itulah yang meramaikan sholat berjamaah di musola dan masjid sekitar kampus. Dalam beragama dia ketika mendengar perintah Allah yang ada dalam Al – Qur’ an dan hadist langsung dipatuhi tampa pertimbangan. Mungkin para pelaku bom bunuh diri, ketika mendengar ayat jihad dengan mantap langsung melakukan jihad sesuai dengan persepsi pimpinannya. Bagi mereka sudah tidak terlalu mencintai dunia ini. Hidup itu hanya. Hidup manusia berbakti pada Allah. Disini yang menonjol adalah potensi Nuraninya ( Dorongan untuk berbuat baik ). Para pelaku jihad menganggap kematiannya untuk menjemput bidadari disurga.
Menurut Dr H Dyamsu Hidayat MPd yang merupakan seorang staf pengajar di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung mengatakan “ bahwa pola perilaku seseorang dibangun oleh Pengetahuan yang dimiliki”. Seorang Imam Samudra dan Amrozi dengan tampa merasa bersalah melakukan peledakan bom di Indonesia, itu karena menurut persepsinya tindakan itu benar. Padahal menurut KH Abdullah Gimnastiar tindakan itu salah karena dilakukan bukan didaerah perang seperti Palestina. Dan menurut Ustadz Abu Bakar Ba’asir tujuan dari tindakan itu benar tapi caranya salah. Bagi penulis dalam ajaran Islam melarang ketika berperang membunuh anak kecil, wanita, orang tua, dan kalau kita lihat korban Bom JW Mariot Jakarta dan Di Kuta Bali pasti ada anak kecil dan orang tua.Bahkan juga banyak saudara – saudara kita sesama muslim yang ikut menjadi korban ledakan.
Karena itu kita sebaiknya kita melakukan perang pemikiran dan pengetahuan dengan orang yang menghalalkan kekerasan dan bom bunuh diri dinegara Indonesia bahwa tindakan itu salah. Mungkin perlu juga sebetulnya Ulama – ulama anti kekerasan melakukan debat yang disiarkan televisi dengan Imam Samudra dan Amrozi ketika masih hidup. Tapi sayang kita sering dipertontonkan perdebatan politikus yang diragukan keihklasannya dalam berjuang.
( Penulis adalah Anggota Forum Lingkar Pena Cabang Blitar dan Guru MAN Kota Blitar )
Curiculum Vitae
Nama : Nanang Zainal Arifin, SPd
Tempat Tanggal lahir : Tulungagung 15 Juli 1978
Alamat : Ariyojeding, Rejotangan, Tulungagung.
No HP : 085649573416
No Telepon : ( 0355 ) 399 216
Pekerjaan : Guru
Kantor : MAN Kota Blitar
Senin, 19 Oktober 2009
Rabu, 07 Oktober 2009
Sejarah Lahirnya Ki Ageng Pandan Alas Cabang Blitar
Aliran Silat Ki Ageng Pandan Alas yang berpusat di Kare Madiun dibawa oleh Tamsir dan kawan - kawan, dimana niat awal mereka ke Blitar untuk mencari tambahan ilmu agama Islam di Pondok Pesantren Masa kini di Desa Purworejo Kecamatan Sanan Kulon Blitar. Pada suatu hari ada beberapa orang Blitar termasuk Juremi ( Santri Pondok Pesantren Sukorejo Blitar ) ingin belajar silat pada santri dari Madiun tersebut.
Setelah selesei disahkan sebagai warga tingkat satu di Madiun, akhirnya Juremi mendirikan latihan silat di Tarbiyatul Muballighien Sukorejo Blitar dan salah satu siswanya adalah Ahmad Sugianto SPd sekarang menjadi Kepala SDI Sukorejo Blitar. Ahmad Sugianto meneruskan perjuangan Juremi dengan memberangkatkan 24 calon warga untuk disahkan di Madiun. Selanjutnya dari tahun ketahun sampai sekarangPerguruan Silat Ki Ageng Pandan Alas Cabang Blitar mengirimkan siswanya ke Madiun untuk disahkan sebagai Warga Tingkat 1.
Pertumbuhan perguruan Silat Ki Ageng Pandan Alas makin pesat ketika latihannya dipindah dari Tarbiyatul Sukorejo blitar ke MTSN Karangsari Blitar ,bahkan sekarang sudah ada 16 tempat latihan yang tersebar diseluruh kabupaten Blitar. selama ini perguruan Silat Ki Ageng Pandan Alas Cabang Blitar sudah dipimpin oleh empat ketua Cabang yaitu Juremi, Ahmad Sugianto SPd. Mohamad Asrofi dan saat ini dipimpin oleh Mohamad Muslih.
Setelah selesei disahkan sebagai warga tingkat satu di Madiun, akhirnya Juremi mendirikan latihan silat di Tarbiyatul Muballighien Sukorejo Blitar dan salah satu siswanya adalah Ahmad Sugianto SPd sekarang menjadi Kepala SDI Sukorejo Blitar. Ahmad Sugianto meneruskan perjuangan Juremi dengan memberangkatkan 24 calon warga untuk disahkan di Madiun. Selanjutnya dari tahun ketahun sampai sekarangPerguruan Silat Ki Ageng Pandan Alas Cabang Blitar mengirimkan siswanya ke Madiun untuk disahkan sebagai Warga Tingkat 1.
Pertumbuhan perguruan Silat Ki Ageng Pandan Alas makin pesat ketika latihannya dipindah dari Tarbiyatul Sukorejo blitar ke MTSN Karangsari Blitar ,bahkan sekarang sudah ada 16 tempat latihan yang tersebar diseluruh kabupaten Blitar. selama ini perguruan Silat Ki Ageng Pandan Alas Cabang Blitar sudah dipimpin oleh empat ketua Cabang yaitu Juremi, Ahmad Sugianto SPd. Mohamad Asrofi dan saat ini dipimpin oleh Mohamad Muslih.
Langganan:
Postingan (Atom)